Proses Kreativitas

Proses kreativitas merupakan konseptualisasi dinamis yang merujuk pada potensi perubahan tindakan atau produk orisinal yang berguna bagi individu maupun masyarakat. Seperti halnya pribadi dan pendorong, proses kreativitas juga terdapat pada setiap individu. Proses kreativitas dipengaruhi oleh kognitif, motivasi, kepribadian, sejarah/ekologi, dan kesempatan (Dacey, Lennon, 1998). 

Seluruh proses kreativitas dimulai dari menemukan masalah sampai menemukan hasilnya. Proses kreatif terjadi melalui empat tahap. Tahap-tahap tersebut meliputi:
  1. Persiapan, Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berfikir, mencari jawaban, dan bertanya kepada orang lain. Pada tahap ini terjadi pula proses identifikasi masalah, paradoks, atau fokus perhatian. Pertanyaan yang muncul dapat bersifat ilmiah dan artistik. Munculnya pertanyaan maupun adanya suatu fokus perhatian dipicu oleh informasi yang masuk dalam otak yang disebut dengan penerimaan informasi verbal (logogens) dan sistem penerimaan figural (imagen). Setelah diterima oleh sistem sensoris, informasi non verbal diolah oleh imagen yang pada akhirnya memicu timbulnya mental image
  2. Inkubasi, Pada tahap ini, kegiatan mencari dan menghimpun data atau informasi tidak dilanjutkan. Jadi pada tahap inkubasi ini, seseorang seakan-akan melepasakan drii untuk sementara dari masalah tersebut. Dalam artian bahwa seseorang tidak memikirkan masalahnya secara sadar melainkan menyimpannya dalam alam pra sadar. Sebagaimana terlihat dari analisis biografi maupun dari laporan tokoh ilmuwan dan seniman, tahap ini penting artinya dalam proses timbulnya inspirasi yang merupakan titik mula dari suatu penemuan atau kreasi baru yang berasal dari alam pra sadar dalam keadaan ketidaksadaran penuh.
  3. Iluminasi, Pada tahap ketiga ini, disebut sebagai tahap munculnya ”insight”. Maksudnya, dari insight adalah timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologisnya yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi tersebut. Bagi para pencipta atau creator, tahap ini adalah tahap yang paling menyenangkan dan mengejutkan.
  4. Verifikasi, Tahap terakhir ini, adalah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Pada tahap ini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan kata lain, proses divergen atau pemikiran kreatif harus diikuti dengan proses konvergen atau pemikiran teknis.
Proses kreatif yang berlangsung dalam diri seseorang akhirnya akan membuahkan suatu produk kreatif. Penilaian tentang kreatifitas tentang kreativitas seringkali didasarkan pada produk kreatif. Terdapat dua kriteria untuk menilai kreativitas, yaitu:
  • concurrent criteria adalah penilaian berdasarkan pada produk kreatif yang dihasilkan seseorang selama hidupnya atau dibatasi ketika ia berhasil menyelesaikan karya kreativitasnya;
  • content criteria, adalah penilaian berdasarkan pada konsep atau definisi kreativitas ( Baca juga : Pengertian Kreativitas) yang dijabarkan ke dalam indikator-indikator perilaku.

Pribadi kreatif dipandang sebagai pribadi yang pernah mengalami kondisi traumatis, yang dihadapi dengan kemungkinan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur menjadi pemecahan inovasi dari trauma.

Tindakan kreatif ini, menstranformasikan keadaan psikis yang tidak sehat menjadi sehat (Teori Psikoanalisis). Kreativitas atau kemampuan kreatif merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama dari kehidupan. Proses kreatif dari mekanisme pertahanan diri, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima. Hal ini terjadi oleh karena adanya mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif seseorang yang didorong oleh mekanisme ”sublimasi” sebagai penyebab utamanya. Orang yang didorong untuk menjadi kreatif jika mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan seksual secara langsung. Pada usia empat tahun timbul hasrat fisik anak terhadap orangtua dari jenis kelamin yang berbeda. Akan tetapi hal itu tidak dapat terpenuhi, maka timbullah sublimasi dan awal dari imajinasi.
Berbeda dengan teori yang dijelaskan di atas, teori humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Teori ini didukung oleh Maslow, dimana manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan ini harus dipenuhi dalam urutan hierarki tertentu, dari kebutuhan dasar sampai kebutuhan tertinggi. Kebutuhan tingkat tinggi berkembang sebagai proses pematangan individu. Proses perwujudan diri erat kaitannya dengan kreativitas. Bila bebas dari neourisis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat mencapai ”peak experience”, saat mendapat kilasan ilham yang menumbuhkan kegembiraan dan rasa syukur karena hidup.
Ada tiga hal penting kondisi internal dari pribadi kreatif adalah :
  • keterbukaan terhadap pengalaman;
  • kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi seseorang; dan
  • kemampuan untuk bereksperimen untuk bermain-main dengan konsep-konsep.

Demikian Artikel tentang Proses Kreativitas ini saya sajikan untuk anda, see you later
Tim Redaksi
Tim Redaksi Writer, Blogger, Gamer and Data Analyst yang bekerja dengan hati untuk pemirsa dalam negeri

Tidak ada komentar untuk "Proses Kreativitas"