PENGERTIAN DRAMA

Bagi anda terutama ibu-ibu tentunya sudah tidak asing lagi dengan Sinteron bukan??? Nah, menurut anda apakah pengertian sinetron, apakah mempunyai persamaan dengan Drama, jika ditinjau dan diteliti hampir ada kemiripan antara keduanya.

Sinetron adalah akronim dari Sinema Elektronik, Sinetron pada umumnya bercerita tentang kehidupan manusia sehari-hari yang diwarnai konflik berkepanjangan. Seperti layaknya drama atau sandiwara, sinetron diawali dengan perkenalan tokoh-tokoh yang memiliki karakter masing-masing. Berbagai karakter yang berbeda menimbulkan konflik yang makin lama makin besar sehingga sampai pada titik klimaksnya. Akhir dari suatu sinetron dapat bahagia maupun sedih, tergantung dari jalan cerita yang ditentukan oleh penulis skenario (Wikipedia) Sedangkan Pengetian Drama bisa anda lihat dari penjelasan dibawah
PENGERTIAN DRAMA

Drama berasal dari bahasa Yunani, yaitu Greek yang artinya gerak dan “draien” yang diturunkan dari kata “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, dan beresksi. Dalam perkembangan selanjutnya kata “drama” mengandung arti kejadian, risalah, dan karangan. Di indonesia drama disebut juga sandiwara (sandi=rahasia, dan wara= pengajaran, toneel (belanda), sedangkan teater adalah drama yang mengisahkan kehidupan manusia di atas pentas/panggung.

Menurut Ninik Harini dan Purwatiningsih (2004:25) pengertian drama dalam arti luas dapat dikemukakan sebagai berikut. Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu “ Draoma” yang artinya berbuat, bertindak, bereaksi, dan seterusnya. Kata drama mempunyai arti perbuatan atau tindakan. Jadi yang dimaksud dengan drama adalah suatu perbuatan yang mempunyai unsur cerita, yang terdiri dari pemain (peran), Pengarang, dan penonton. Drama juga berarti bentuk suatu kehidupan yang diekspresikan secara langsung di depan penonton (Multon).

Drama dapat didefinisikan sebagai berikut:
  • Kualitas komunikasi, situasi, aksi (segala yang terlihat dalam pentas) yang menimbulkan perhatian interesting), kehebatan ( exciting), dan tegangan (suspense) pada pendengar atau penonton ( audience, publik)
  • Cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diproyeksikan dalam pentas yang menggunakan bentuk cakapan (action) atau penokohan (karakterisasi/prewatakan0 di hadapan penonton
  • Menurut Moulton drama adalah hidup yang dilklukiskan dengan gerak “life presented in action” Kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dengan gerak, dialog yang diproyeksikan di atas pentas “stage”.
Ada beberapa hal yang menjadi karakteristik drama, diantaranya adalah: dialog, ada pelakunya (aktor dan aktris), dipentaskan, dan ada penonton (audience). Dialog yaitu percakapan antar dua orang tokoh atau lebih. Pelaku (aktor dan aktris), yaitu pemain /tokoh/pemeran dalam pementasan drama. Dipentaskan yaitu dipertunjukkan kepada penonton, atau dengan kata lain ditampilkan didepan orang banyak untuk diapresiasi. Penonton (audience), yaitu para apresiator yang mengapresiasi suatu pementasan drama.

Drama dapat berfungsi sebagai sarana rekreatif, sarana edukatif, media komunikasi (sosiodrama), dan metode interaksi edukatif secara kelompok (psikodrama). Sebagai sarana rekreatif, drama dapat memberikan hiburan kepada para apresiator. Sebagai sarana edukatif, drama dapat memberikan pendidikan berupa nilai-nilai yang positif kepada para apresiator melalui amanat/pesan yang di sampaikan. Sebagai sarana sosiodrama, drama dapat menjadi salah satu media untuk menyampaikan aspirasi melalui pesan yang terkandung dalam cerita. Sebagai sarana psikodrama, drama dapat menjadi sarana penyampaian nilai-nilai budi pekerti yang luhur.
Drama terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik drama diantaranya adalah: tema, amanat, dialog, penokohan/perwatakan, alur/plot, dan latar/setting.
  1. Tema merupakan ide sentral atau inti cerita yang menjadi pokok persoalan/masalah.
  2. Amanat merupakan ajaran moral atau pesan didaktis yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca; jawaban dari persoalan yang ada dalam tema/pesan.
  3. Dialog merupakan ciri formal sebuah drama, percakapan yang terjadi antar pelaku yang satu dengan pelaku yang lainnya. Dialog harus disampaikan secar wajar dan alamiah.
  4. Penokohan/perwatakan adalah proses penampilan tokoh sebagai pembawa peran watak tokoh dalam suatu pementasan lakon. Penokohan harus mampu menciptakan citra tokoh, maka tokoh harus dihidupkan. Tokoh adalah orang yang berperan dalam suatu drama.Tokoh dilihat dari watak : protagonis, antagonis, dan tritagonis Tokoh dilihat dari kedudukan dalam cerita: tokoh sentral, yaitu tokoh yang paling menentukan gerakan lakon (protagonis dan antagonis). Tokoh utama, yaitu tokoh pendukung atau penentang tokoh sentral. Tokoh pembantu, yakni toko-tokoh yang memegang peran pelengkap atau tambahan dalam mata rantai cerita. Tidak semua lakon drama menampilkan tokoh pembantu. Watak tokoh dapat terungkap melalui tindakan/prilaku (bagaimana reaksi pelaku terhadap peristiwa), Ujaran/ucapan ( melukiskan pelaku denga cara bagaimana percakapannya), Pikiran/perasaan/kehendak (jalan pikiran pelaku), Penampilan fisiknya (bentuk lahir pelaku), dan Apa yang dipikirkan, dirasakan/dikehendaki tentang dirinya/tentang diri orang lain (bagaiman reaksi pelaku lain terhadap pelaku utama).
  5. Alur/plot adalah rangkain peristiwa dan konflik yang dijalin dengan saksama dan menggerakan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan penyelesaian. Alur dibagi menjadi beberapa bagian, diantaranya: Alur maju, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa dari peristiwa yang paling awal sampai peristiwa berakhir. Alur mundur, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa dari peristiwa yang paling akhir kemudian berbalik ke peristiwa yang paling awal. Dan alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur di dalam suatu cerita
  6. Latar/setting, yaitu menyaran pada tempat, waktu, dan suasana (ruang)/latar budaya. Tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama. Waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama. Latar budaya, yaitu penggambaran budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama.
Ada beberapa Istilah-istilah yang berkenaan dengan drama, diantaranya: monolog, yaitu pembicaraan yang dilakukan dengan diri sendiri. Prolog, yaitu kata pengantar sebelum pementasan/tampil. Epilog yaitu kata yang mengakhiri pementasan. Kramagung merupakan petunjuk gerak untuk pemain biasanya diletakan diantara dua tanda kurung. Casting yaitu memilih pemeran (aktor/aktris) yang tepat. Solilokui, yaitu berbicara tanpa ada pemain lain disampingnya, seakan ia berbicar dengan dirinya sendiri (senandika). Down stage, yaitu mendekat ke arah penonton. Upstage, yaitu menjauhi penonton ke sisi belakang. Offstage yaitu meninggalkan arena panggung. Blocking, yaitu batas ruang gerak pemain. Pantomim, yaitu pertunjukan sandiwara tanpa kata-kata. Pantomimik, yaitu gerak-gerik anggota tubuh dalam permainan drama.

Sekarang anda bisa memberikan gambaran apakah itu sinetron dan apakah itu Drama? apakah keduanya mempunyai persamaan, silahkan simpulkan menurut insting dan daya tangkap anda masing-masing.
Demikian artikel tentang PENGERTIAN DRAMA ini disajikan untuk anda insan seni... Terima Kasih and Good Bye...........
Tim Redaksi
Tim Redaksi Writer, Blogger, Gamer and Data Analyst yang bekerja dengan hati untuk pemirsa dalam negeri

Tidak ada komentar untuk "PENGERTIAN DRAMA"