Bukti-bukti Sejarah Peninggalan Salakanagara

Kerajaan Salakanagara yang masih merupakan misteri bagi para Ahli Arkeolog dan Sejarawan, Diantaranya adalah karena tidak adanya bukti yang kuat atau petunjuk yang pasti tentang kerajaan tersebut, sejauh ini bukti hanya mengarah kepada kerajaan tarumanagara dan kutai yang merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Namun, apabila kita gali lebih dalam dengan beberapa pertanyaan, maka akan sampailah kita kepada pemahaman bahwa "segala sesuatu yang besar diawali dari hal terkecil".

Manusia membentuk Komunitas karena beberapa alasan, pertama mereka butuh pendamping untuk berinteraksi, melanjutkan keturunan, mencari rasa aman dan menunjukan eksistensi dirinya, tentu hal ini adalah lumrah berlaku bagi manusia karena manusia merupakan makhluk sosial. Apabila kita cermati berdasarkan fakta-fakta dibawah (Bukti Kerajaan Salakanagara). Sebelum Anda membaca artikel ini, ada baiknya jika membaca artikel saya sebelumnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak mengalami ketimpangan pemikiran dalam hal penafsiran "Kerajaan Salakanagara"

Kerajaan Salakanagara yang masih merupakan misteri bagi para Ahli Arkeolog dan Sejarawan, Diantaranya adalah karena tidak adanya bukti yang kuat atau petunjuk yang pasti tentang kerajaan tersebut, sejauh ini bukti hanya mengarah kepada kerajaan tarumanagara dan kutai yang merupakan kerajaan tertua di Indonesia. Namun, apabila kita gali lebih dalam dengan beberapa pertanyaan, maka akan sampailah kita kepada pemahaman bahwa "segala sesuatu yang besar diawali dari hal terkecil".

Dibawah ini adalah "Bukti-bukti Sejarah Peninggalan Salakanagara":

a.) Menhir Cihunjuran;

berupa Menhir sebanyak tiga buah terletak di sebuah mata air, yang pertama terletak di wilayah Desa Cikoneng. Menhir kedua terletak di Kecamatan Mandalawangi lereng utara Gunung Pulosari. Menhir ketiga terletak di Kecamatan Saketi lereng Gunung Pulosari, Kabupaten Pandeglang. Tanpa memberikan presisi dimensi dan lokasi administratif, tetapi dalam peta tampak berada di lereng sebelah barat laut gunung Pulosari, tidak jauh dari kampung Cilentung, Kecamatan Saketi. Batu tersebut menyerupai batu prasasti Kawali II di Ciamis dan Batu Tulis di Bogor. Tradisi setempat menghubungkan batu ini sebagai tempat Maulana Hasanuddin menyabung ayam dengan Pucuk Umum.

b.) Dolmen;

terletak di kampung Batu Ranjang, Desa Palanyar, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Berbentuk sebuah batu datar panjang 250 cm, dan lebar 110 cm, disebut Batu Ranjang. Terbuat dari batu andesit yang dikerjakan sangat halus dengan permukaan yang rata dengan pahatan pelipit melingkar ditopang oleh empat buah penyangga yang tingginya masing-masing 35 cm. Di tanah sekitarnya dan di bagian bawah batu ada ruang kosong. Di bawahnya terdapat fondasi dan batu kali yang menjaga agar tiang penyangga tidak terbenam ke dalam tanah. Dolmen ditemukan tanpa unsur megalitik lain, kecuali dua buah batu berlubang yang terletak di sebelah timurnya.

c.) Batu Magnit;

terletak di puncak Gunung Pulosari, pada lokasi puncak Rincik Manik, Desa Saketi, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang. Yaitu sebuah batu yang cukup unik, karena ketika dilakukan pengukuran arah dengan kompas, meskipun ditempatkan di sekeliling batu dari berbagai arah mata angin, jarum kompas selalu menunjuk pada batu tersebut.

d.) Batu Dakon;

Terletak di Kecamatan Mandalawangi, tepatnya di situs Cihunjuran. Batu ini memiliki beberapa lubang di tengahnya dan berfungsi sebagai tempat meramu obat-obatan

e.) Air Terjun Curug Putri;

terletak di lereng Gunung Pulosari Kabupaten Pandeglang. Menurut cerita rakyat, air terjun ini dahulunya merupakan tempat pemandian Nyai Putri Rincik Manik dan Ki Roncang Omas. Di lokasi tersebut, terdapat aneka macam batuan dalam bentuk persegi, yang berserak di bawah cucuran air terjun.

f.) Pemandian Prabu Angling Dharma;

terletak di situs Cihunjuran Kabupaten Pandeglang. Menurut cerita rakyat, pemandian ini dulunya digunakan oleh Prabu Angling Dharma atau Aki Tirem atau Wali Jangkung.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kerajaan Salakanagara merupakan kerajaan tertua yang ada di nusantara. Hal itu dapat dilihat dari situs-situs peninggalan kerajaan tersebut. Kerajaan Salakanagara terdapat di Kecamatan Mandalawangi Kabupaten Pandeglang, dan situs-situs peninggalannya tersebar di Cihunjuran, Citaman, Gunung Pulosari, dan Ujung Kulon. Tapi Kerajaan Salakanegara sampai saat ini masih dalam perdebatan para ahli sejarah dan ahli arkeologi, jadi Kerajaan Salakanegara adalah sebuah misteri yang cukup menarik untuk di teliti dan disibak misteri keberadaannya. Biarlah Sejarah menjadi saksi bisu, hidup Banten Selatan, Hidup Lebak Selatan, Hidup Indonesia ku, Salam Heddy'sBlog.

Tim Redaksi
Tim Redaksi Writer, Blogger, Gamer and Data Analyst yang bekerja dengan hati untuk pemirsa dalam negeri

1 komentar untuk "Bukti-bukti Sejarah Peninggalan Salakanagara"

Posting Komentar